Kremasi Meriah: Ngaben di Bali dan Perayaan Maut

Daftar Isi:

Kremasi Meriah: Ngaben di Bali dan Perayaan Maut
Kremasi Meriah: Ngaben di Bali dan Perayaan Maut

Video: DUA MAYAT DIBAKAR SEKALIGUS Penakut Jangan Nonton 2024, Juli

Video: DUA MAYAT DIBAKAR SEKALIGUS Penakut Jangan Nonton 2024, Juli
Anonim

Api besar menyala dan menyala saat hutan berderak bersama dengan orang yang dicintai yang sudah meninggal. Bagi orang Bali, proses yang jauh lebih penting terjadi daripada sekadar pembakaran benda. Itu adalah kremasi suci, suatu peristiwa yang menggembirakan, dan almarhum akan segera mencapai bentuk kehidupan lain.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image
Image

Ngaben adalah salah satu upacara terpenting dalam budaya Bali dan mungkin yang paling penting dalam kehidupan orang Bali Hindu. Itu adalah tradisi berabad-abad yang berpuncak pada kremasi jenazah.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image

Ada banyak alasan yang memotivasi orang untuk memilih kremasi, tetapi yang membuat ngaben berbeda dari praktik serupa lainnya adalah filosofi rumit yang mendasarinya. Seperti banyak sistem kepercayaan lain, Hindu Bali percaya bahwa diri terdiri dari spiritual dan fisik. Ketika kita tahu, adalah bahwa ketika proses sekarat terjadi, ia memadamkan tubuh fisik, tetapi roh (atau Atma) hidup terus. Bahkan, kematian sering digambarkan sebagai tidur panjang, ketika tubuh fisik tidak mampu tetapi orang tersebut tidak benar-benar hilang.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image

Ngaben, kemudian, dilakukan untuk membebaskan roh dari tubuh fana. Ketika api membakar tubuh, ia melahap unsur-unsur yang membentuk tubuh fisik (dikenal sebagai Panca Mahabutha), melepaskan roh dari belenggu duniawi dan membiarkannya pergi untuk bentuk kehidupan lain.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image

Ngaben dan Reinkarnasi

Sebagai orang Hindu, orang Bali percaya pada siklus hidup dan mati, bahwa jiwa itu abadi dan harus kembali ke dunia fisik berkali-kali, bekerja melalui karma hingga dianggap murni untuk mencapai istirahat abadi. Upacara ngaben memungkinkan jiwa terbebas dari belenggu tubuh dan mengantarkan jiwa ke kehidupan selanjutnya. Setelah kremasi, jiwa dapat diberikan tubuh fisik lain dan melanjutkan siklus hidup, atau mencapai moksha, istirahat terakhir di surga. Bagaimanapun, kematian bukanlah akhir dan upacara itu sendiri adalah refleksi dari itu.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image

Itu sebabnya ngaben lebih merupakan acara yang menyenangkan daripada berkabung. Keluarga berharap bahwa orang yang mereka cintai diberikan kehidupan yang lebih baik, atau lebih baik lagi, tinggal di surga. Selama upacara ini, keluarga bahkan disarankan untuk tidak meneteskan air mata, karena dapat menghalangi jalan jiwa ke surga. Tubuh fisik, di sisi lain, akan dihancurkan oleh api dan dipersatukan kembali dengan bumi.

Putu Bagus / © Perjalanan Budaya

Image